KASUS BULLYING DI SEKOLAH HARUS MENJADI PERHATIAN SERIUS BAGI SEKOLAH


Bullying merupakan tindakan mengintimidasi yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok secara sengaja kepada seorang individu atau kelompok lain yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional yang bisa dilakukan melalui pelecehan dan penyerangan. Korban bullying kebanyakan akan merasakan trauma di masa depan terhadap situasi yang sama seperti mereka alami di masa lalu, sedangkan kepada si pelaku mungkin akan merasa bersalah atau menjadi seorang yang lebih terbuka untuk melakukan pembullyan lainnya dangan berbagai cara.

Bullying kerap terjadi di masa-masa sekolah dimana perilaku ini dilakukan terhadap teman sebaya yang dianggap lebih lemah. Ironinya kebanyakan orang tua sering tidak menyadari bahwa anaknya menjadi korban bullying di sekolah, lalu bagaimana kita tahu anak kita menjadi korban bullying? Siswa maupun siswi yang menjadi korban pembullyan biasanya menunjukkan beberapa ciri-ciri tertentu, kita akan membahasnya lebih mendetail mengenai hal ini, dan seperti apa sikap kita yang harus kita tunjukkan untuk mengatasi masalah ini.

Bentuk yang paling umum dari bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, dan yang paling simpel untuk melakukan pelecehan verbal ialah dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Jika masih di level pelecehan verbal bentuk antisipasi paling sederhana adalah mengingatkan dan menasehati, karena jika dibiarka terus menerus, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi ancaman secara fisik seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan. Jika sudah seperti itu maka akan lebih sulit untuk mengatasin dampak yang telah ditimbulkan dimana pelaku sudah terlanjur merasa menguasai keadaan si korban dan si korban mulai kehilangan rasa percaya diri nya.

Kita Cari Tahu Mengapa Anak-anak Melakukan Bullying di Sekolah?

Dimasa belia umumnya anak-anak mengikuti perilaku dikehidupan di luar lingkungan sekolah, entah itu mengikuti tontonan televisi maupun perilaku orang yang lebih tua yang tidak pantas untuk diperlihatkan kepada anak-anak. Perilaku yang tidak pantas tadi akan ia tunjukkan dilingkungan lain seperti lingkungan sekolah dengan maksud bisa bersenang-senang namun jatuhnya malah menjadi pelaku bullying di sekolah, Dengan melakukan teror pada anak laki-laki dan perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Anak yang menjadi pelaku pembullyan ini juga memilki berbagai alasan lain, entah karena mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali.

James (bukan nama sebenarnya) yang pernah menjadi pelaku pembullyan saat masih anak-anak, mengatakan bahwa ia melakukannya sebagai cara mencari teman di sekolah. Dia menambahkan, "Biasanya tukang gertak ini orang yang paling merasa tidak aman di kelas."

Penindasan memiliki efek jangka panjang pada korban dan si penindas itu sendiri. Untuk korban, perlakuan itu merampas rasa percaya diri mereka. Untuk pelaku bullying, efeknya adalah menjadi kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka.

Ketakutan dan trauma emosional yang diderita si korban dapat memicu kecenderungan untuk putus sekolah. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah akhirnya dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat. Apa yang Perlu Diperhatikan?

Korban tidak akan mengeluh karena takut menerima reaksi dari si pengganggu. Namun, mereka biasanya menunjukkan beberapa gejala atau ciri-ciri seperti di bawah ini:

  1. kesulitan tidur
  2. kesulitan menaruh perhatian di kelas atau kegiatan apapun
  3. sering membuat alasan untuk bolos sekolah
  4. tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus sekolah atau mengunjungi tempat bermain
  5. tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus

Bagaimana melindungi anak Anda dari bullying?

Mencari Bantuan Sekolah

Dengan meningkatnya jumlah kekerasan di sekolah baru-baru ini, sangatlah penting bagi kita untuk menanggapi kekhawatiran anak dengan serius. Selidikilah apakah bullying yang diterima masih dalam batas wajar, atau Anda harus membahasnya dengan guru.

Bicara pada pelaku bullying

Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri. Bullying mudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil.

Berdayakan anak Anda

Berdiskusi dengan anak Anda untuk mengatasi bullying yang tidak terlalu parah. Misalnya, abaikan ejekan atau gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat dengan semua orang lain sehingga ketika si penindas mulai beraksi, anak Anda memiliki teman-teman yang membantu atau membelanya.

Bicara tentang pengalaman Anda sendiri

Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu.

Bentuk persahabatan di luar sekolah.

Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kursus, kegiatan keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa menciptakan kelompok sosial lain dan belajar keterampilan baru. Ini akan membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.

Terus memberi perhatian dan memantau keadaan anak Anda dan si penindas.

Jika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan dapatkan penyelesaian terhadap masalahnya.