KISAH INSPIRATIF ANAK SD YANG BERJUALAN DI SEKOLAH


Anak didik sekolah seperti siswa atau siswi harusnya fokus terhadap pelajaran di sekolah sehingga ilmu yang di ajarkan oleh guru dapat diserap dengan baik, dengan begitu seorang siswa ataupun siswi akan lebih mudah dalam menggapai mimpi. Akan tetapi kenyataannya tidak semua seperti itu, ada beberapa siswa atau siswi harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, hal ini desebabkan karena faktor ekonomi sehingga bagi anak didik waktu disekolah yang harusnya di manfaatkan untuk belajar menjadi terbagi karena juga dimanfaatkan untuk mencari uang.

Terkadang ini menjadi kenyataan pilu bagi sebagian orang, namun bagi lainnya ini merupakan sebuah kisah inspiratif. Dengan keadaan ekonomi seperti itu anak didik ini secara tidak langsung telah terdidik dengan keadaan supaya dapat hidup mandiri, karena hal ini juga yang banyak orang tua idam-idam kan kepada buah hatinya supaya dapat hidup dengan mandiri juga.

Beberapa kisah inspiratif ini bisa ditemukan di kehidupan nyata, beberapa siswa yang masih duduk di bangku SD juga harus bekerja di umurnya yang masih sangat belia. Karena hal tersebut bebrapa kisah kegigihan mereka ini viral di sosial media. Berikut beberapa kisah inspiratif dari anak didik sekolah yang masih SD.

Duren Sawit, Jakarta Timur

Kisah Anak SD berinisial G yang bersekolah di salah satu sekolah di Duren Sawit, Jakarta Timur viral di sosial media pada bulan November 2019 lalu. Cerita ini dibagikannya ke sebuah grup kumpulan pengemudi ojek online. Anak SD ini harus bekerja keras dengan menjual gorengan dan menjadi tukang parker setelah selesai belajar online. Ini dilakukannya agar ia bisa membayar cicilan motor sang ayah yang sudah meninggal dunia karena serangan jantung.

Sang ibu yang merupakan orang tua tunggal mencari nafkah dengan menjaga warung kopi. Ibunya juga terkadang menjadi ojek panggilan jika ada tetangga yang minta diantar. Penghasilan yang diperoleh ibunya tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari apalagi membayar cicilan. Hal inilah yang mendorong anak SD ini untuk membantu ibunya.

Garut, Jawa Barat

Demi memperoleh uang jajan, anak SD berusia tujuh tahun di Garut, Jawa Barat harus menjual bakso tahu. Dengan menggunakan seragam dan tas sekolah, anak SD berinisial E ini memikul gerobak bakso tahu.

Setiap harinya, E memperoleh upah rata-rata Rp5 ribu rupiah karena dagangan ini merupakan milik tetangganya. Ia berjualan karena tidak ingin merepotkan bibi yang sudah merawatnya karena orang tuanya diluar kota. Setiap hari, E menuju ke sekolah sembari menyusuri kampung-kampung dan mulai berjualan. Meskipun teman-temannya terkadang menertawakannya, E tetap ikhlas dan semangat berjualan.

Pondok Aren, Tangerang Selatan

Anak SD berusia 12 tahun asal Pondok Aren, Tangerang harus mengadu nasib berjualan cilok agar dapat tetap bersekolah. Setelah kedua orang tuanya meninggal, tidak ada yang sanggup membiayainya. Kisahnya ini viral di sosial media pada bulan Februari 2019 lalu.

Anak berinisial P ini juga berjualan agar bisa membantu kakaknya untuk menghidupi lima orang anggota keluarganya. Dengan menggunakan sepeda keranjang putih, P berkeliling hingga pukul 21.00 WIB menjual cilok-ciloknya. Hasil jualan yang diperolehnya ddigunakan untuk keperluan sehari-hari. Semuanya dijalankan secara ikhlas. Cita-citanya pun mulia yaitu ingin membeli rumah sendiri dari hasil berjualan cilok.

Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Lampu Merah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menjadi lokasi seorang anak SD berinisial A yang berusia 9 tahun mengais rejeki. A membantu ibunya untuk menjual kue kepada pengendara motor yang berhenti di lampu merah.

Kegiatan ini biasa dilakukannya pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Ibunya juga ikut ke daerah dekat lampu merah dan mengawasi anaknya dari jauh. Banyak orang sekitar yang mencibir ibu anak SD ini karena membiarkan anaknya berjualan.

Padahal A tidak pernah dipaksa oleh ibunya, melainkan karena keinginannya sendiri. Anak SD ini tidak tega dengan ibunya yang harus mengurus A dan empat kakaknya setelah ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Meskipun sambal berjualan kue, prestasi anak SD ini tidak menurun di sekolah.

Sumedang Utara, Sumedang

Pandemi Covid-19 memberikan dampak ekonomi yang signifikan kepada keluarga JS yang merupakan siswa SD di salah satu sekolah di Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. JS yang baru berusia 11 tahun harus berjualan es buah keliling untuk mencari uang agar tetap bisa menimba ilmu di masa pandemi Covid-19.

Anak ini mulai berjualan dari jam 9 hingga sore hari tanpa ada paksaan dari orang tuanya. Uang yang berhasil diperolehnya digunakan untuk membeli kuota internet untuk belajar online. Selain itu, uang ini juga digunakan untuk modal usaha, bayar token listrik, dan bayar kontrakan.