WASPADAI JAJANAN YANG DI JUAL DI LINGKUNGAN SEKOLAH


Disini penulis tidak akan terlalu fokus pada nilai gizi akan tetapi akan lebih berfokus kepada tingkat keamnan yang ada pada jajanan yang dijual di sekolahan, namun sebelum ke pembahasan utama pemahaman nilai gizi itu perlu sehingga akan sedikit saya singgung. Karena ketika kita membahas mengenai jajan yang dijual disekolah yang pertama biasanya yang di perhatikan sebagai orang tua murid adalah nilai kandungan gizi pada jajanan tersebut, yaitu mencapai gizi yang seimbang. 

Untuk mencapai gizi yang seimbang kita perlu mencatat semua makanan yang telah dimakan lalu mengukur kadar gizinya setelah itu mencari nilai rata-rata gizi pada makanan yang telah di konsumsi dimana jumlahnya harus  sesuai dengan kebutuhan tubuh harian. Kedua yakni higienis, jajanan atau makanan yang dikonsumsi anak-anak harus bersih dari kontaminasi bakteri hingga parasit. 

Apakah Jajanan Yang Dijual Di Sekolah-Sekolah Sudah Memenuhi Kedua Syarat Tersebut?

Anak-anak di sekolahan pada umunya tidak mengeal apa itu nilai gizi dna makan higienis, mereka umumnya membeli makanan yang menarik perhatian mereka, sedangkan penjual jajanan juga tidak terlalu memikirkan komposisi jajanan yang mereka jual. Tetapi bukan berarti orangtua “lepas tangan”, maka dari itu peran orang tua dan juga tentunya guru perlu mengawasi daftar jajanan yang di jual di sekolahan.

Biasanya solusi soal makanan oleh orang tua yang diberikan kepada anak nya adalah dengan memberikan uang jajan, itu memang lah simpel dan tidak membuang-buang waktu, cukup berikan anak sekian rupiah dan membiarkan mereka membeli jajanan disekolah ketika jam istirahat. Mungkin si orang tua berfikir bahwa itu bisa mendidik mereka untuk belajar bertransaksi, tetapi bertransaksi jika si anak selalu di posisi menjadi konsumen apakah itu dinamakan belajar bertransaksi atau belajar membelanjakan uang?.

Beberapa orang tua yang lainnya kadang juga berfikir supaya anaknya seperti yang lain yang menikmati waktu istirahat dengan ber-jajan dengan teman-teman mereka. Namun alih-alih memberikan solusi bagai mana jika jajan yang dijual tidak higienis?. Kita perlu menedukasi anak-anak akan pentingnya makanan yang sehat dan higienis, hal buruk apa yang dapat di timbulkan jika kita mengabaikan kandungan apa saja yang masuk kemulut kita.

Bahan Berbahaya hingga Cemaran Logam Berat

Menyoal jajanan berbahaya di sekolah, ada riset menarik yang bisa kita simak. Studi dalam Infodatin - Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Pangan Jajanan Anak Sekolah” tahun 2014 mengatakan, terdapat jajahan berbahaya di sekolah yang mesti diwaspadai.

Dalam penelitian tersebut dikatakan, penyebab Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) jadi berbahaya karena disebabkan beberapa hal. Misalnya, pencemaran mikroba, bahan tambahan pangan berlebih, dan penggunaan bahan berbahaya.

Di tahun 2013 ada 7 jenis jajanan yang diuji pada pengawasan PJAS. Mulai dari bakso (sebelum diseduh/disajikan), jelly/agar-agar/produk gelatin lainnya/ minuman es (es mambo, lolipop, es lilin, es cendol, es campur, dan sejenisnya), mie (disajikan/siap dikonsumsi), minuman berwarna dan sirup, kudapan (makanan gorengan seperti bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, dan lain-lain), dan makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi dan sejenisnya). Coba tebak mana yang paling berbahaya?

Menurut hasil penelitian tersebut, dari pemeriksaan sampel pangan yang paling tidak memenuhi syarat secara berturut-turut adalah minuman berwarna/sirup, minuman es, jelly/agar-agar, dan bakso. Alasannya, jajanan tersebut menggunakan bahan berbahaya yang digunakan untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas, dan mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, serta kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat.Nah, bagaimana, yakin masih mau membiarkan Si Kecil jajan sembarangan di sekolah?.

Zat-Zat Berbahaya Menghantui Anak

Jangan main-main kondisi di atas. Sebab mengonsumsi yang tak memenuhi syarat tersebut bisa menyebabkan berbagai masalah, sebut saja diare atau tifus.

Nah, kini coba tebak zat-zat berbahaya seperti apa yang umumnya terkandung dalam jajanan berbahaya baik dipinggir jalan atau sekolah anak?

Pengawet Formalin
Inilah yang paling berbahaya. Formalin biasanya banyak ditemukan pada ikan, ayam, tahu, dan mie. Bahan pengawet mayat ini sering digunakan untuk membuat makanan jadi segar, awet, dan tidak mudah busuk. Padahal, menurut ahli formalin sangat berbahaya bagi kesehatan.

Jika terpapar secara kronik dan berulang-ulang bisa membuat sakit kepala, mual-mual, gangguan pernapasan, radang hidung kronis, hingga gangguan persarafan berupa susah tidur. Bahkan, formalin juga termasuk zat beracun dan karsinogen yang bisa menyebabkan kanker. Tuh, serem, kan?

Zat pewarna
Bahan pewarna makanan terbagi menjadi dua, yakni pewarna alami dan buatan. Nah, pewarna yang harus diwaspadai adalah Rhodamin B. Zat ini biasa digunakan untuk industri tekstil, tetapi sering disalahgunakan untuk pewarna makanan dan kosmetik.

Biasanya zat ini sering ditemukan pada kerupuk, terasi, dan makanan ringan. Selain itu,  Rhodamin B juga bisa ditemukan pada sirup, manisan, kembang gula, bubur, cendol, dan ikan asap.

Pemanis Buatan
Bahan yang satu ini sering digunakan pada minuman berwarna. Sebenarnya, terdapat peraturan yang mewajibkan produsen mencantumkan pemanis buatan di dalamnya. Namun, di pasaran masih banyak lho produsen yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkannya di kemasan. Mau tahu bahayanya bagi tubuh?

Penelitian dari Eropa mengatakan, risiko diabetes tipe 2 dapat meningkat dua kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan. Bahkan, minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan risiko tersebut. Selain itu, pemanis buatan juga bisa meningkatkan berat badan, sindrom metabolisme (gejalanya hipertensi, kadar gula tinggi, lemak di pinggang).

Ingat, enggak sedikit lho, kasus keracunan makanan dari bahaya jajanan anak di sekitar sekolah maupun rumah yang bisa kamu lihat di media massa. Nah, itulah bukti kalau bahaya jajanan anak kini mengintai dirinya.