YANG UMUM TERJADI JIKA MENIKAH KETIKA MASIH KULIAH


Kamu kapan nikah? mungkin kalimat inilah yang membuat banyak remaja yang telah mulai memasuki masa-masa dewasa dimana hal ini sering dialami oleh para mahasiswa atau mahasiswi mulai memikirkan rencana untuk berkeluarga. Dan ketika hal itu mula merasuki pikiran mulailah berfikir bagi laki-laki, maka akan terbayang tanggung jawab yang diembannya mengurus anak orang lain (istri), menafkahinya setiap hari, dan menanggung semua kebutuhannya. Sedangkan buat perempuan, langsung terlintas dibenaknya membayangkan dia setiap hari harus repot mengurus rumah tangga, mulai dari memasak, bersih-bersih, dan mengatur keuangan keluarga. Bagi anak kuliahan, jelas ini merupakan pemikiran yang cukup berat, apalagi kalau selama ini masih menggantungkan hidup pada uang saku dari orangtua.
 

Sebenarnya bagi mahasiswa maupu mahasiswi masih kuliah S1 ataupun S2 tidak ada salahnya menikah, akan tetapi selama  siap dengan segala konsekuensinya. Maka dari itu di artikel ini kita akan membahas poin-poin penting jika seandainya seorang mahasiswa atau mahsiswi menikah apa saja pengaruh dalam kehidupan sehari-hari, konesekuensi apa saja yang akan di hadapi, karena menikah itu tujuannya untuk sekali seumur hidup bukan?

Cari Tahu Alasan Menikah Ketika Masih Kuliah

Yang menjadi utama tentunya menikah untuk ibadah ya, dengan menyatukan dua keluarga. Alasan lain entah itu karena desakan orangtua, merasa umurnya sudah cukup, atau sudah pacara cukup lama menjalin hubungan, pastikan bahwa kamu nyaman dan tidak merasa terpaksa saat akan menikah. Kalau kamu berpikir bahwa menikah ketika masih kuliah akan membuatmu sangat kerepotan nantinya dan kamu belum siap, maka sebaiknya niat ini ditunda dulu.

Penghasilan Tetap Setelah Menikah

Ada keuntungan secara finansial jika kamu menikah ketika masih kuliah, conothnya jika kamu mengontrak atau sewa rumah yang sebelumnya bayarnya dihitung per orang sekarang bisa ditanggung bersama, selain itu juga bisa menghemat biaya sewa, biaya listrik, dan transportasi. Tapi pertanyaannya, dari mana sumber pemasukan? Jika sudah berkarir di bidang pekerjaan tertentu maka dengan penghasilan tersebut sudahlah cukup, berarti hal ini tidak jadi masalah. Namun jika kalian masih mengandalkan pesangon dari orangtua, pastikan sudah ada komunikasi dengan pasangan maupun dengan orangtua masing-masing.

Pengeluaran

Ketika membahas pengeluaran setelah menikah maka keuangan akan di bagi pengeluaran wajib atau premier dan sekunder. Pengeluaran wajib ini mencatat pembayaran apa saja yang akan anda tanggung setiap bulannya, uang makan, transportasi, biaya sewa rumah, dll. Mendiskusikan pengeluaran pribadi maupun bersama sangat penting. Berapa biaya kuliah pasanganmu, biaya kuliahmu, serta biaya untuk tugas-tugas kalian sehari-hari perlu dibahas sehingga kas masuk keluar akan lebih jelas.

Peran Pihak Keluarga Dari Pasangan Masing-Masing

Asal kamu tahu saja, banyak loh orang yang merasa tidak cocok dengan keluarga pasangannya. Bagaimana dengan kamu sendiri? Menikah bukan cuma mengikat kalian berdua, tetapi juga mengikat kalian dengan keluarga pasangan. Sedikit-banyak pasti akan ada intervensi di sana-sini. Kalau memang memutuskan untuk menikah selama masih kuliah, pastikan kalian juga tahu cara menghadapi intervensi tersebut, apalagi jika orangtua masih menanggung biaya kuliah dan biaya hidup.

Momongan

Percayalah, punya anak ketika masih kuliah bukan perkara mudah. Mulai dari kehamilan sampai melahirkan, bisa jadi pendidikan yang kamu tempuh jadi tidak semulus dulu. Mimpi untuk menyelesaikan tesis tepat waktu bisa-bisa harus dibuang jauh. Lantas, sudahkah kamu menentukan sikap untuk hal ini?

Rutinitas Rumah Tangga dan Rutinintas Kuliah

Kesibukan kuliah saja kadang bisa bikin stres, apalagi ditambah kesibukan mengurus rumah tangga. Mungkin kalau kalian sepakat tidak ada tuntutan macam-macam, misalnya kamu sebagai istri tidak wajib memasak, menyiapkan teh di pagi hari, dan mencuci semua baju kalian, maka tidak ada masalah. Tapi bagaimana kalau pasanganmu punya tuntutan seperti itu? Pastikan kamu punya pasangan yang bisa pengertian dan mau diajak kompromi soal pembagian tugas di rumah.